
Seorang bocah India yang tersesat lalu
hilang dari keluarganya tahun 1986 akhirnya bertemu lagi dengan
keluarganya 25 tahun kemudian dengan menggunakan foto satelit.
SAROO,
nama bocah itu, baru lima tahun usianya ketika tersesat. Dia bepergian
bersama kakaknya yang bekerja sebagai penyapu di kereta api India.
"Ketika itu sudah larut malam. Kami turun dari kereta, dan saya sangat
lelah sehingga saya duduk di sebuah stasiun kereta api, dan akhirnya
saya tertidur," tutur Saroo seperti dilaporkan BBC, Jumat lalu.
Tidurnya
itu mengubah sisa hidupnya. "Saya pikir kakak saya akan kembali dan
membangunkan saya, tapi ketika saya terbangun ia tidak terlihat. Saya
melihat sebuah kereta api di depan saya dan berpikir, ia pasti di dalam
kereta itu. Jadi, saya masuk ke kereta itu dan berharap saya akan
bertemu saudara saya."
Namun, Saroo tidak menemukan saudaranya di
kereta tersebut. Sebaliknya, ia tertidur lagi dan terkejut ketika
terbangun 14 jam kemudian. Ia pada awalnya tidak menyadari kalau ia
telah tiba di Kalkutta, kota ketiga terbesar India dan terkenal karena
kekumuhannya.
"Saya sangat takut. Saya tidak tahu di mana saya berada. Saya mulai mencari orang dan bertanya kepada mereka."
Segera
dia merasa tidak nyaman. "Itu merupakan tempat yang sangat menakutkan.
Saya pikir, tidak ibu atau ayah yang ingin anak mereka yang berusia lima
tahun mengembara sendirian di daerah kumuh dan stasiun kereta api
Kalkutta."
Saroo kecil harus belajar untuk mengurus dirinya
sendiri. Ia menjadi pengemis, menjadi salah satu dari banyak anak yang
mengemis di jalanan kota. "Saya harus sangat hati-hati. Anda tidak bisa
mempercayai siapa pun." Pernah ia didekati seorang pria yang
menjanjikannya makanan dan tempat tinggal, serta akan mengembalikannya
ke rumah. Tetapi, Saroo curiga. "Pada akhirnya, saya pikir dia akan
melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap saya, jadi saya lari,"
tuturnya kepada BBC.
Ia beruntung karena pada akhirnya
bisa keluar dari jalanan. Ia diambil sebuah panti asuhan, yang lalu
menawarkan dia untuk diadopsi. Dia kemudian diadopsi oleh keluarga
Brierleys, pasangan dari Tasmania. "Saya akhirnya menerima bahwa saya
telah tersesat dan saya tidak bisa menemukan jalan kembali ke rumah,
jadi saya pikir ke Australia merupakan hal yang bagus."
Saroo
hidup tenang di rumah barunya. Namun, ketika semakin dewasa, keinginan
untuk menemukan keluarga aslinya semakin kuat. Masalahnya, sebagai
seorang bocah lima tahun yang ketika itu masih buta huruf, ia tidak tahu
nama kota tempat asalnya. Yang dia miliki hanya kenangan dalam
ingatannya. Maka, ia mulai menggunakan Google Earth untuk mencari tempat
kelahirannya.
"Itu seperti menjadi Superman. Anda bisa pergi dan
mengambil foto berdasarkan ingatan dan bertanya, 'Apakah ini cocok?'
Dan ketika Anda mengatakan, 'Tidak', Anda terus mencari dan mencari dan
mencari."
Akhirnya Saroo menemukan strategi yang lebih efektif.
"Saya mengalikan waktu saat saya berada di dalam kereta api, sekitar 14
jam, dengan kecepatan kereta api India dan saya mendapatkan sebuah jarak
kasar, sekitar 1.200 km."
Dia lalu menggambar sebuah lingkaran
di peta dengan pusatnya di Kalkutta, dengan radius berdasarkan jarak
yang dia pikir telah dia tempuh dalam perjalanan itu. Hebatnya, dia
segera menemukan apa yang ia cari: Khandwa. "Ketika saya menemukannya,
saya perbesar. Saya menelusurinya hingga ke air terjun di mana dulu saya
bermain."
Segera setelah itu ia pergi ke Khandwa, kota yang telah ia temukan secara online.
Dia menelusuri jalanan kota itu dengan kenangan masa kecilnya. Akhirnya
ia menemukan rumahnya sendiri di kawasan Ganesha Talai. Tetapi, rumah
itu tidak seperti yang ia harapkan. "Ketika saya sampai di pintu, saya
melihat sebuah gembok di sana. Rumah itu terlihat tua dan usang,
seakan-akan tidak ada orang yang pernah tinggal di situ untuk waktu yang
cukup lama."
Saroo punya foto dirinya ketika ia masih bocah dan
dia masih ingat nama keluarganya. Seorang tetangga mengatakan,
keluarganya telah pindah. "Seorang lain datang dan kemudian orang ketiga
muncul, dan ketika itulah saya merasa bahagia. Orang itu berkata,
'Tunggu di sini sebentar dan saya akan kembali'. Dan ketika ia kembali
setelah beberapa menit, dia berkata, 'Sekarang saya akan membawa kamu ke
ibumu.'"
"Saya merasa mati rasa dan berpikir, 'Apakah saya sedang mendengarkan apa yang saya pikirkan akan saya dengarkan?'"
Saroo
kemudian dibawa untuk menemui ibunya yang berada di dekat situ. Pada
awalnya, ia tidak mengenali ibunya. "Terakhir kali saya melihatnya saat
dia berusia 34 tahun dan dia seorang perempuan cantik, saya lupa bahwa
usia membuat perubahan. Tetapi, struktur wajah itu masih bertahan dan
saya mengenalinya dan saya berkata, 'Ya, kamulah ibu saya'."
"Dia
memegang tangan saya dan membawa saya ke rumahnya. Dia tidak bisa
mengatakan apa-apa kepada saya. Saya pikir, dia juga mati rasa seperti
saya. Dia mengalami sedikit kesulitan ketika memegang anaknya, setelah
25 tahun, yang tiba-tiba saja muncul kembali seperti hantu. "
Meskipun
sudah lama takut bahwa putranya meninggal, seorang peramal mengatakan
kepada ibunya bahwa suatu hari dia akan melihat putranya itu lagi. "Saya
pikir peramal itu memberinya sedikit energi untuk bertahan hidup dan
menunggu hari itu datang."
Bagaimana dengan saudara Saroo, yang
dulu bepergian bersama dia? Sayangnya, kabar tentang dia bukanlah kabar
baik. "Sebulan setelah saya menghilang, kakak saya ditemukan di tewas
di jalur kereta api," tutur Saroo seperti dikutip BBC. Ibunya tidak pernah mengetahui apakah ada kesengajaan atau apakah anak itu hanya terpeleset dan jatuh di bawah kereta.
"Kami sangat dekat dan ketika saya keluar dari India, hal yang membuat saya sedih adalah mengetahui kakak saya sudah meninggal."
Selama
bertahun-tahun, Saroo Brierley pergi tidur dengan harapan bahwa ia bisa
melihat ibunya lagi dan keluarga aslinya. Sekarang dia mendapatkan itu.
Ia merasa sangat bersyukur. Dia kini terus berhubungan dengan
keluarganya yang baru ditemukannya lagi. "Hal itu telah mengangkat
beban dari bahu saya, saya tidur jauh lebih baik sekarang."
Ada
sesuatu yang lain lagi yang membuatnya tidur lebih baik sekarang.
Sejumlah penerbit dan produser film kini mulai tertarik pada kisahnya
yang luar biasa itu.
Sumber : BBC