Azis Gagap, Ponpes Gratis Anak Yatim
Daftar Isi
Sebagai bentuk rasa syukur, ia berniat menginvestasikan harta yang
dimilikinya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat luas. “Setelah
ada rezeki, yang terpikirkan oleh saya ketika itu adalah mendirikan
sekolah. Pokoknya semacam lembaga kegiatan belajar,” katanya.
Pada 2009, Azis mulai merealisasikan mimpinya itu dengan membeli tanah seluas 2 hektar di Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Bogor. Tapi, setelah didiskusikan dengan para sahabat dan sesepuh masyarakat setempat, niat mendirikan sekolah berubah menjadi pondok pesantren.
“Pertimbangannya, kalau sekolah yang daftar terbatas masyarakat sekitar. Tapi, kalau pondok pesantren, bisa dari mana saja,” alasan Azis.
Ketika proses pembangunan dimulai, Azis telah memikirkan konsep pembelajaran yang akan diterapkan di pondok pesantrennya. Ia memilih konsep kembali ke alam. Selain belajar ilmu agama, santri-santri juga diajari ilmu berwiraswasta dengan hasil-hasil bumi yang ada di alam.
“Saya buat tambak ikan hias dan ikan konsumsi di area pondok pesantren. Saya juga menanam kebun buah jambu kristal di belakangnya. Maksudnya, supaya para santri bisa ternak ikan dan bercocok tanam,” paparnya.
Selain itu, Azis memberi beberapa ekor ayam untuk diternakkan oleh mereka. Beberapa bibit pohon jambon juga ditanam di belakang pondok pesantren. “Mudah-mudahan itu bisa jadi bekal, kalau mereka sudah lulus empat tahun lagi,” harap Azis.
Selain beternak dan bercocok tanam, para santri juga dibangunkan pabrik yang memproduksi bermacam-macam keripik dari singkong, kentang, bakso, hingga jengkol. Tujuannya, memang untuk menopang pembiayaan pondok pesantren. “Jadi selain rezeki dari saya, pondok punya sumber pendapatan sendiri,” ungkapnya.
Ash-habul Aziziyah
Awalnya, Azis memberi nama ponpesnya itu sesuai namanya, Pondok
Pesantren Aziziyah. Tapi ketika didaftarkan, sudah ada yang menggunakan
nama tersebut, ponpesnya pun diganti menjadi Ash-habul Aziziyah.
Artinya, jadi sahabat yang dimuliakan oleh Allah. “Rasulullah kan
selalu dikelilingi oleh sahabat-sahabatnya. Saya juga mendapat dukungan
dari para sahabat,” tegas Azis.
Dengan mendirikan ponpes dan sebentar lagi sekolah formal gratis, Azis
berharap anak-anak kurang mampu tetap bisa melanjutkan pendidikannya. “Nggak
seperti saya yang kecil-kecil sudah kerja cari uang,” kenang anak
kedelapan dari sembilan bersaudara itu sambil tersenyum kecut.
Azis membangun ponpes juga sebagai wujud baktinya kepada orang tua.
Khususnya, untuk almarhum ibunya, Surniah. “Ini adalah hadiah untuk ibu
yang telah mengasuh dan membesarkan saya. Saya harap dengan membangun
ini, bisa membalas kebaikan beliau,” ungkapnya.
Azis berharap, sukses dan rezeki yang dimilikinya sekarang ini bisa
bermanfaat bagi orang lain. Baginya, hal-hal seperti itulah yang
membuatnya bahagia
Sumber : Nyata.co.id