![]() |
Replika kalender Maya (foto: USA Today) |
WASHINGTON - Prediksi kiamat yang didasarkan pada berakhirnya kalender suku Maya kian santer beredar. Sementara di sisi lain, para arkeolog kini makin tidak sabar menunggu lewatnya tanggal tersebut agar tidak perlu lagi menjelaskan kekeliruan dalam prediksi tersebut.
Sebenarnya, pada 21 Desember mendatang, suku Maya kuno hanya menghentikan hitungan kalendernya untuk memulai periode baru atau baktun. Hal ini di kuatkan oleh pernyataan cendekiawan dari University of Texas, David Stuart, yang menolak prediksi bahwa suku Maya meramalkan kiamat. "Suku Maya kuno tidak memprediksi akhir dunia, melainkan sebuah pembaruan yang terjadi secara konstan," hujatnya.
Prediksi tersebut dimulai dari kekeliruan dalam menerjemahkan prasasti yang ditemukan di situs purbakala suku Maya di wilayah Tabasco, Meksiko. Kenyataannya hanya hal seperti itu saja. Namun, banyak penulis dan pembuat film yang memasarkan ide bahwa suku Maya memprediksi kiamat. Pembicaraan mengenai kiamat pun mencapai puncak dengan pemutaran film thriller berjudul "2012" pada 2009 lalu. Demikian dilansir dari USA Today, Sabtu (15/12/2012).
Maka, teori mengenai akhir dunia pun bermunculan, mulai dari kemunculan sebuah planet pengembara bernama Nibiru sampai eksperimen fisika Eropa yang membuat Bumi ditelan lubang hitam. "Orang seringkali khawatir pada hal-hal yang keliru," ujar seorang fisikawan di Massachussets Institute of Technology (MIT), Max Tegmark.
Dia menambahkan, ketimbang mengkhawatirkan ramalan kuno, saat ini Tegmark justru khawatir bahwa kecerdasan komputer telah mulai hilang kendali, terutama dalam beberapa dekade ke depan.
Menurut ahli suku Maya, mitologi klasik Maya berkutat di seputar sejarah yang berulang dalam lingkaran tanpa akhir, sesuai dengan waktu yang mencapai jumlah triliunan tahun. Sedangkan penelitian pada November silam di sebuah gua stalaktit di Belize telah menambah bukti bahwa masa akhir yang dikatakan dalam kalender Maya adalah mengenai kematian salah satu rajanya.
Sumber : Okezone.com
Sebenarnya, pada 21 Desember mendatang, suku Maya kuno hanya menghentikan hitungan kalendernya untuk memulai periode baru atau baktun. Hal ini di kuatkan oleh pernyataan cendekiawan dari University of Texas, David Stuart, yang menolak prediksi bahwa suku Maya meramalkan kiamat. "Suku Maya kuno tidak memprediksi akhir dunia, melainkan sebuah pembaruan yang terjadi secara konstan," hujatnya.
Prediksi tersebut dimulai dari kekeliruan dalam menerjemahkan prasasti yang ditemukan di situs purbakala suku Maya di wilayah Tabasco, Meksiko. Kenyataannya hanya hal seperti itu saja. Namun, banyak penulis dan pembuat film yang memasarkan ide bahwa suku Maya memprediksi kiamat. Pembicaraan mengenai kiamat pun mencapai puncak dengan pemutaran film thriller berjudul "2012" pada 2009 lalu. Demikian dilansir dari USA Today, Sabtu (15/12/2012).
Maka, teori mengenai akhir dunia pun bermunculan, mulai dari kemunculan sebuah planet pengembara bernama Nibiru sampai eksperimen fisika Eropa yang membuat Bumi ditelan lubang hitam. "Orang seringkali khawatir pada hal-hal yang keliru," ujar seorang fisikawan di Massachussets Institute of Technology (MIT), Max Tegmark.
Dia menambahkan, ketimbang mengkhawatirkan ramalan kuno, saat ini Tegmark justru khawatir bahwa kecerdasan komputer telah mulai hilang kendali, terutama dalam beberapa dekade ke depan.
Menurut ahli suku Maya, mitologi klasik Maya berkutat di seputar sejarah yang berulang dalam lingkaran tanpa akhir, sesuai dengan waktu yang mencapai jumlah triliunan tahun. Sedangkan penelitian pada November silam di sebuah gua stalaktit di Belize telah menambah bukti bahwa masa akhir yang dikatakan dalam kalender Maya adalah mengenai kematian salah satu rajanya.
Sumber : Okezone.com
Post a Comment