cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Statistik Liverpool Tumbang di Markas Atletico Madrid

Dalam sepakbola modern, statistik, angka2, adalah salah-satu hal yang sangat penting. Itu memberikan gambaran yang akurat atas situasi yang terjadi.

Perhatikan gambar berikut. Yang sebelah kiri, adalah ringkasan statistik dari pertandingan leg 1 semifinal liga champions tahun lalu. Saat Barcelone menekuk Liverpool 3-0. Setelah pertandingan itu, saya sih cuma nyengir. Santai. Kenapa santai? Lihat saja statistiknya, meskipun kalah telak, Liverpool punya tendangan ke arah gawang lebih banyak, menguasai bola lebih banyak, mengoper lebih banyak, dengan akurasi passing sama baiknya, dan mendapatkan tendangan sudut lebih banyak. Apa artinya? Liverpool bermain sangat bagus, lebih bagus dibanding Barcelona. Hanya saja hasilnya memang 3-0. Tidak apa. Di leg kedua bisa dibalikkan.

Sekarang perhatikan gambar yang sebelah kanan, adalah ringkasan pertandingan tadi malam, saat Liverpool juga ditekuk 1-0 oleh Atletico Madrid. Aduh, yang satu ini, saya tidak bisa nyengir, atau santai. Yang satu ini benar2 sinyal serius. Lihat angka2nya, 90 menit permainan, astaga, Liverpool sekalipun tidak berhasil menembak ke arah gawang lawan, alias nol, alias zero, alias zonk.

Crazy, padahal memiliki operan 700 lebih, dengan akurasi passing tinggi, dan penguasaan bola mematikan. Belum lagi tendangan sudutnya. Tapi Liverpool tetap tidak bisa menembak ke arah gawang. Juara champions tahun lalu, 90 menit, tidak bisa menembak ke arah gawang lawan.

Apa yang terjadi? Ada dua hal menurut hemat saya, pertama skema serangan Liverpool sudah 'basi'. Trisula Firmansah sudah kebaca, Atletico sudah tahu bagaimana menekuk tiga pemain ini sepanjang 90 menit. Juga pola2 serangan sayap, dari full back mereka yang biasanya sangat menakjubkan. Tentu saja pemain Atletico mempelajarinya, mereka menyiapkan cara menetralisir lawan. Bikin gol cepat, sisanya mari bertahan dengan disiplin.

Yang kedua, 'kelelahan' pemain Liverpool. Fisik oke, mental oke, tapi tetap saja ada batas 'lelah'. Namanya juga pertandingan, mentok juga akhirnya, dan kalah. Beruntung kali ini hanya kalah 1-0, defisit golnya kecil.

Tapi ini belum tamat. Masih ada leg ke-2. Dan itulah serunya liga champions. Hanya saja, jika Liverpool masih saja memainkan pola serangan begitu, tidak berani mengganti skema atau pemain, repot jadinya. Leg ke-2 bisa tamat benaran. Padahal mereka punya pemain cadangan yang tidak kalah hebatnya. Origi, Naby, bahkan Minamino bisa menjadi pembeda. Sungguh tidak usah ngajarin Klopp soal ini, dia adalah pelatih top dunia. Tulisan ini simpel hanya edukasi bagi fans Liverpool (terutama di page ini), bahwa jika di leg ke-2 nanti ternyata Liverpool keok juga, maka itulah realitasnya, kalah tetap kalah, tersingkir tetap tersingkir. Tidak selalu klub itu bisa memenangkan semuanya. Dan kita bisa selalu respek--bukan malah saling maki.

Nah, kabar baiknya, tidak ada yang lebih menunggu2 pertandingan leg ke-2 (Maret tanggal 12), selain Liverpool di kandangnya Anfield. Itu stadion yang sangat bergemuruh. Gegap gempita. Bahkan pemain2 lawan sekelas pemain Barcelona, Muenchen, dll, mengakui betapa rumitnya bermain di sana. Semoga itu bisa mendukung pemain Liverpool membalikkan keadaan, dan lolos ke babak berikutnya.

Sumber : https://www.facebook.com/175057005878209/posts/2963313360385879/
Post a Comment

Post a Comment

close