18 Istilah Dasar Dalam Digital Marketing Yang Wajib Diketahui
Daftar Isi
Pada postingan kali ini kita bakalan ngebahas lengkap istilah-istilah dalam dunia digital marketing. Mungkin banyak yang pernah mendengarnya atau mungkin nggak pernah kamu dengar atau masih awam dengan artinya.
Bidang digital marketing sendiri ini mencakup semua jenis pemasaran produk atau jasa di dalam dunia online termasuk juga pengoptimalan search engine, PPC, social media marketing sampai pada email marketing.
Nah, setelah mengetahui permasalahan kebanyakan orang awam yang baru di dunia marketing, maka di artikel kali ini kita akan memecah istilah digital marketing ini menjadi beberapa kategori seperti yang telah disebutkan diatas; social media marketing, search engine dan juga email marketing.
Beberapa istilah digital marketing ini bisa diterapkan pada ketiganya loh, jadi perhatikan baik-baik ya. Yuk, langsung aja cek apa aja istilah-istilah yang sering disebutkan di dunia marketing online ini.
1. Istilah Dalam Social Media Marketing
Buat kategori pertama, kita akan menjelajahi apa saja istilah-istilah yang sering ada di social media marketing di bawah ini secara lengkap.
Cost Per Action (CPA)
First, ada Cost Per Action atau yang biasanya lebih sering disingkat dengan CPA. Istilah ini bisa diartikan dimana nanti seorang publisher akan mendapatkan komisi ketika si user yang di-targetkan melakukan suatu aksi (action). Makanya kenapa namanya adalah Cost Per Action (CPA). Actionnya apa aja sih? Itu semua balik lagi dan bisa bermacam-macam, contohnya bisa registrasi di landing page tersebut, mengisi formulir, mendaftar sesuatu, membeli produk dan masih banyak lagi.
Cost Per Action ini dinilai menjadi salah satu cara terbaik buat ngedapetin penghasilan dengan gampang dan praktis di internet. Karena komisi yang didapatkan beragam dan besar. Komisi yang bisa kamu dapatkan dari CPA ini beda-beda mulai dari $0.01 sampai $50, loh!
Cost Per Impression (CPI)
Cost Per Impression (CPI) ini mengacu pada tarif yang telah disetujui advertiser (pengiklan) untuk membayar per 1.000 tampilan suatu iklan tertentu. Pasti kamu sering lihat deh iklan-iklan pop-out yang bertebaran di online. Nah, impression dalam CPM ini maksudnya adalah tampilan iklan ke user (pengguna) saat melihat halaman web, yang berisi beberapa iklan. Jadi, satu tampilan halaman ini biasanya bakalan menghasilkan satu view (tayangan) untuk setiap iklan yang ditampilkan di halaman web ini.
CPM ini sudah bukan rahasia lagi menjadi salah satu metrik tolak ukur untuk mengukur seberapa sukses dan menghitung biaya relatif dari kampanye iklan iklan di dalam platform yang diberikan. Dengan matrik CPM ini, advertiser bisa lebih mudah untuk membandingkan biaya kampanye iklan di berbagai media agar dapat menjangkau beberapa calon pembeli yang potensial dengan lokasi yang berbeda melalui ini.
Lookalike Audiences
Lookalike audiences ini istilah yang juga sering digunakan. Ini adalah satu cara untuk menargetkan user (pengguna sosial media) sesuai dengan demografis dan juga ketertarikannya yang serupa dengan pengguna yang sudah kamu miliki. Cara ini dinilai sangat efektif untuk menemukan pelanggan potensial kamu. Ini bisa dibilang seperti custom audiences, sebab bisa membuat target spesifik untuk iklan di sosial media. Kita pun bisa menghemat waktu dibandingkan dengan memasang target iklan secara tradisional,
Click Through Rate (CTR)
Kamu mungkin pernah nih bertanya-tanya, “Iklan online dapat uang darimana ya? Ada cara menghitungnya nggak ya?”. Nah, Click Through Rate ini menjawab semuanya nih, gengs.
Click-through rate (CTR) ini bisa dibilang sebagai berapa jumlah pengunjung yang mengklik tautan ke halaman situs web kamu yang berasal dari melihat halaman situs lain. Mulai dari email sampai pemasangan iklan online. CTR ini biasanya digunakan untuk mengukur tingkat sukses dari pemasangan iklan online atau marketing nih. Tingkat sukses ini bisa dilihat dari rasionya, semakin tinggi CTR atau rasio klik tayangnya, maka semakin sukses pula iklan tersebut.
Dari tingkat CTR inilah yang sangat membantu advertisers digital mengukur keberhasilan pemasaran onlinenya. Hal ini bisa digunakan di berbagai media, misalnya iklan di email, dan juga search engine. Dari sinilah advertisers digital ini bisa mempelajari manakah yang berhasil dan mana yang kurang.
Kalau diatas tadi kita sebutkan adanya CPI yang berdasarkan per impression (dilihat oleh pengunjung), di CTR adalah per klik, kalau pengunjung hanya melihat tayangan iklan saja tanpa mengklik, berarti iklan itu termasuk kurang berhasil dalam mendatangkan pengunjung ke halaman situs web.
Engagement Rate
Engagement rate selalu ada di setiap sosial media, mulai dari Facebook, Twitter, Instagram sampai Blog. Engagement rate ini adalah seberapa banyak komentar, share dan like yang bisa didapatkan dari postingan tersebut di sosial media. Semakin tinggi angka engagement ratenya (keterlibatan) semakin baik konten kamu, yang akan menarik dan baik untuk SEO.
Dengan engagement rate tinggi, kamu jadi punya banyak banget manfaat untuk penjualan bisnis. Kamu juga jadi bisa menebak dengan melihat data respons dan statistik pengunjung pada konten dan bisnismu, lho. Cara ini juga bisa melihat apakah strategi dan konten yang dipakai berhasil ataukah strategi online marketing ini belum efektif.
Buyer Persona
Last but not least, di kategori social media marketing ada juga istilah Buyer Persona, yang disebut sebagai bayangan atau gambaran lebih baik tentang siapa calon konsumen produk bisnis kamu. Buyer persona ini bisa mencakup demografi, seperti jenis kelamin, usia dan hobi. Tim research and development memerlukan data akurat penelitian pasar target, mulai dari motivasi, perilaku dan tujuan pembelian pelanggan kamu.
Mengenal konsumen kamu merupakan ide yang sangat baik untuk mengetahui dengan jelas tujuan atau ketakutan yang mungkin dimiliki oleh calon pembeli kamu. Jadi, dengan cara ini kamu bakalan mengetahui solusi apa yang perlu ditawarkan bisnismu agar bisa menjangkau target pasar dan tipe pembeli potensial kamu.
2. Istilah dalam Search Engine
Pada kategori kedua, kita akan sama-sama cari tahu juga istilah online marketing apa saja yang sering dipakai di search engine, cus langsung scroll aja ke bawah!
Search Engine Optimization (SEO)
Pertama ada kata yang mungkin sudah sering kamu temukan di internet, yaitu SEO. SEO yang memiliki kepanjangan Search Engine Optimization ini pada dasarnya adalah sebuah taktik atau cara untuk menempatkan suatu website agar dapat tampil di halaman pertama pada laman pencarian Google atau search engine lainnya. Untuk melakukan hal ini, kamu perlu kata kunci atau keyword yang berkaitan dengan website yang kamu buat untuk bisnis onlinemu, agar semakin mudah dicari.
Mesin pencarian atau search engine memang memberikan informasi produk yang dicari kepada calon konsumen, tapi nggak cuma calon pembeli aja. Sebaliknya, search engine juga dapat memberikan bisnis kamu calon konsumen yang berkualitas. Karena dapat dikatakan bahwa kebanyakan dari mereka sudah memiliki niat untuk membeli produk yang kamu jual di laman website bisnis onlinemu, makanya mereka mencari keyword yang sesuai di mesin pencarian, hal ini tentu menguntungkan kedua belah pihak kan?
Pay Per Click (PPC)
Yang kedua, ada Pay Per Click atau yang lebih dikenal dengan PPC, singkatannya. Sesuai dengan namanya, Pay Per Click adalah sebuah metode kerjasama advertising dan marketing di internet yang memungkinkan si pemilik situs akan dibayar atas setiap klik dari pengunjung situs ini. Biasanya pengunjung mengklik halaman web situs ini dengan mengklik sebuah link iklan yang terpasang di situs web atau blog.
Sebagai salah satu jenis marketing yang paling terkenal, PPC ini berguna banget lho buat bisnis kamu terutama dalam penentuan target market. Memasang iklan dengan PPC bisa untuk menargetkan audience dengan lebih tepat. Bisa sesuai demografi, hobi dan juga perangkat yang mereka gunakan.
Selain itu, PPC juga membuat bisnis kamu lebih tertarget dan fleksibel. Kamu bisa mengatur budget per hari, berapa orang yang hendak ditarget, asal kota dan negara mana, aktivitas pencariannya seperti apa, sampai di waktu yang spesifik seperti jam dan hari apa saja dengan PPC ini, Keren kan?
Bounce Rate
Dinamakan Bounce Rate karena ketika pengunjung website kamu membuka situs kamu dan hanya melihat satu halaman saja, nggak melakukan hal lain. Jadi, nggak ada tuh kata mereka menekan tombol menu, tombol internal link lain, CTA apalagi halaman lain di website kamu.
Google Analytics sendiri bakalan menunjukkan ‘Bounce Rate’ untuk website. Kalau misalkan angka ini tinggi, kamu tentunya perlu melakukan beberapa penyesuaian. Semakin banyak halaman yang dilihat pengunjung website kamu dan semakin banyak waktu yang mereka habiskan di website, maka semakin tinggi peluang website kamu buat masuk dan naik peringkat pencarian, nih!
3. Istilah dalam Email Marketing
Buat kategori terakhir, ada beberapa istilah online marketing di email marketing. Kalau kamu ingin mengetahui tentang ini lebih lanjut, kamu bisa simak artikel dibawah ini ya.. Yuk, scroll!
Email Bounce
Email Bounce merupakan gagalnya mengirim sebuah email yang secara otomatis akan ada pemberitahuan bahwa email tersebut gagal dikirim. Penyebab umumnya biasanya karena alamat email yang dituju palsu, domain email bukan domain yang sebenarnya, dan masih banyak lagi. Bounce message namanya dan mereka akan memberikan pemberitahuan penting kepada kamu untuk membantu kamu mengidentifikasi kenapa sih emailnya gagal terkirim? Nah, tugas bounce message adalah memberitahukan hal ini.
Terdapat 2 jenis dari email bounces nih, yaitu soft bounce dan juga hard bounce.
a. Soft Bounce
Soft bounce ini berarti bahwa alamat email yang hendak kamu kirimkan itu benar dan pesan email tersebut dapat diterima oleh server penerima email. Tetapi, email tersebut dapat dilambungkan kembali (bounce back) karena:
Inbox (kotak masuk) si penerima sudah penuh
Server email mereka down atau dalam masa perbaikan
File Email yang terlalu besar
Beberapa API email bakalan terus mencoba mengirim ke email ini beberapa kali lagi sebelum menyerah. Jika soft bounce terus berlanjut, pada akhirnya API akan menghapus alamat email dari daftar.
b. Hard Bounce
Hard bounce adalah email yang gagal terkirim karena alasan permanen, seperti alamat penerima tidak valid (baik karena nama domain salah, tidak asli, atau penerima tidak diketahui)
Alasan lainnya bisa jadi karena alamat email yang dituju salah atau tidak bisa dikenali.
Open Rate
Ketika kamu mengirimkan kampanye email marketing, pasti pengen tahu dong sukses atau nggak? Tapi, gimana ya ngukurnya?
Jawabannya adalah dengan menggunakan matriks! Matriks pertama yang memberikan indikasi keberhasilan adalah Open Rate, persentase berapa kali email kampanye telah dibuka oleh si penerima email dari jumlah total pelanggan.
Orang-orang melihat open rate email mereka untuk menentukan seberapa sukses strategi pemasaran email mereka. Ini membantu untuk memahami aspek mana dari strategi email yang tidak sesuai dan yang memerlukan peninjauan ulang.
Click Through Rate
Sama kaya CTR di awalan tadi, artinya sama dengan berapa banyak jumlah pengunjung yang mengklik email campaign kamu, nih. Bedanya cuma ini di email saja, sisanya sama kok. Click through rate email ini dihitung dari jumlah pelanggan yang sudah mengklik seenggaknya satu tautan dalam email marketing campaign bisnis kamu.
CTR di email nggak cuma bergantung pada call to action, subject email dan shiny copy aja ya. Beberapa hal kecil mulai dari waktu pengiriman sampai panjang email sama-sama memainkan peran yang besar dalam menentukan nilai CTR.
Istilah Lain Dalam Digital Marketing yang Wajib Diketahui
Nah, selain kategori-kategori diatas, masih ada juga istilah lain yang perlu diketahui! Yuk, simak di bawah!
Affiliate Marketing
Affiliate marketing ini adalah suatu proses untuk mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk orang lain (atau perusahaan). Jadi, kamu bisa menemukan produk yang kamu sukai, mempromosikannya kepada orang lain, dan mendapatkan komisi dari setiap penjualannya.
Remarketing
Nah, kali ini ada strategi remarketing, yang artinya kamu menampilkan suatu iklan spesifik kepada visitor (pengunjung website) yang pernah mengunjungi website kamu sebelumnya. Jadi, ada lagi iklan website kamu muncul lagi saat mereka surfing di web lain yang akan membuat mereka semakin yakin untuk melakukan transaksi (pembelian).
Automatic Content Generation
Kali ini ada yang namanya otomatisasi konten, yang merupakan strategi digital marketing yang berfokus untuk otomatisasi konten dan meminimalkan intervensi manusia. Hal ini dinilai lebih efisien, tidak memakan waktu berlebihan juga dan pastinya otomatis!
Online Presence
Online presence sama seperti artinya adalah ketersediaan informasi bisnis online milik kamu yang bisa ditemukan secara online. Dengan memiliki suatu web atau blog, maka ‘presence’ (kehadiran) web kamu di blog bakalan terlihat dan terdeteksi juga di search engine.
Conversion
Conversion sendiri bisa untuk menunjukkan berapa banyak sih visitors bisnis kamu yang melakukan tindakan yang menguntungkan pemilik bisnis. Balik lagi semua sesuai dengan tujuan marketing yang ditetapkan di awal-awal, ya!
Landing Page
Landing page adalah setiap halaman yang dibuka oleh user dengan mengklik sesuatu terlebih dahulu. Kalau biasanya halaman website isinya banyak banget link dan menu, landing page ini dirancang lebih untuk mengarahkan pengunjung agar mengklik sesuatu secara spesifik. Jadi landing page ini berisikan informasi yang lebih detail dan spesifik tentang suatu produk dan service.
Sumber: exabytes.co.id
Posting Komentar