cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Fenomena Restoran Tutup, Mal Sepi Bak Kuburan, dan Iklan Pabrik Dijual

Dalam beberapa waktu terakhir, fenomena mengejutkan terjadi di dalam negeri, di mana mal-mal yang legendaris menjadi sepi seperti kuburan, jaringan restoran yang tadinya viral bertumbangan, dan banyak pabrik dijual. 

Misalnya, jaringan restoran Warunk Upnormal hingga Fish & Co yang 'kompak' melakukan perampingan gerai sejak akhir tahun 2022. Kedua restoran ini padahal dulu viral dan selalu ramai pengunjung. Namun, belakangan ini, Warunk Upnormal menutup permanen sejumlah gerai di berbagai kota dan pulau, sedangkan Fish & Co menutup seluruh gerainya di Indonesia mulai akhir 2022.

Menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, bisnis restoran menghadapi situasi rumit di mana biaya operasional yang harus ditanggung semakin naik seiring dengan meningkatnya traffic. Namun, jika tak diikuti kenaikan pendapatan, usaha restoran kemudian bisa jadi gulung tikar hingga menutup gerainya. 

Selain itu, maraknya aktivitas sosial dan ekonomi setelah pembatasan ketat di era pandemi Covid-19, ternyata belum diikuti pemulihan usaha. Di sisi lain, pengusaha harus melunasi kewajibannya ke pihak bank meski masih dalam kondisi babak belur.

Hal serupa juga terjadi di bisnis pusat perbelanjaan. Efek domino dari Pandemi Covid-19 dituding jadi biang kerok penyebab industri pusat perbelanjaan berdarah-darah. Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit, penyebab fenomena mal sepi pengunjung karena adanya efek domino pandemi Covid-19 yang beberapa tahun ke belakang telah memukul keras bisnis ritel modern, khususnya pusat perbelanjaan. 

Pandemi membuat penyewa keluar dari pusat perbelanjaan, apalagi jika tarif sewa tetap tinggi padahal pengunjung semakin sepi.

Selain itu, Panangian menuturkan, fenomena mal sepi pengunjung sebenarnya merupakan suatu permasalahan yang sangat kompleks, dan sulit untuk dibuktikan mana yang sudah terlebih dahulu ada. Ia mengatakan, mal-mal tersebut mulai ditinggalkan oleh pengunjung karena kehadiran pesaing baru yang lebih memiliki daya tarik dan lokasi yang rawan kemacetan cenderung menjadi pertimbangan pengunjung untuk datang ke pusat perbelanjaan. 

Namun, di sisi lain, acara atau even di mal juga cukup berpengaruh dalam menarik minat pengunjung, di mana mal-mal yang masih ramai pengunjung berlomba-lomba mengadakan event besar tersebut dengan semeriah mungkin, juga dengan penawaran-penawaran menarik berupa promo dan diskon.

Namun, situasi ini tidak selalu buruk bagi semua pihak. Beberapa orang mulai melirik peluang bisnis di sektor komersial dan ritel, seperti membuka usaha online shop dan toko online. Selain itu, muncul juga tren baru di bidang kuliner, seperti munculnya food truck dan kafe-kafe kecil yang menawarkan makanan khas daerah atau makanan yang lebih unik dan kreatif.

Dalam situasi yang serba tidak pasti ini, kepercayaan konsumen menjadi faktor penting dalam memutuskan untuk mengunjungi suatu tempat atau membeli suatu produk. Oleh karena itu, para pelaku usaha perlu terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan tren dan kebutuhan pasar.

Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam membantu pemulihan sektor ritel dan komersial. Mereka dapat memberikan insentif dan bantuan kepada pelaku usaha kecil dan menengah agar dapat bertahan di tengah situasi yang sulit ini.

Secara keseluruhan, fenomena tutupnya restoran dan sepi nya mal merupakan dampak dari situasi yang rumit dan kompleks di tengah pandemi Covid-19. Namun, hal ini tidak selalu negatif bagi semua pihak, dan masih ada peluang bagi para pelaku usaha untuk berinovasi dan bertahan di masa yang sulit ini.


Post a Comment

Post a Comment

close