Mengapa Prestasi Lebih Cemerlang saat SD daripada SMP-SMA? Ini Alasannya Menurut Pakar
Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin banyak siswa yang mengalami kebosanan dan memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan menengah. Hal ini juga berdampak pada prestasi akademik siswa yang terjun bebas.
Menurut Bukik Setiawan, seorang pakar pendidikan dan Ketua Yayasan Guru Belajar, fenomena ini didukung oleh hasil riset. Meski 100 persen siswa Indonesia lulus SD, hanya sekitar 75 persen yang melanjutkan ke SMA.
Momen ratusan siswa SD mengikuti upacara Hari Pendidikan Nasional di SDN 13 Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (2/5/2023). Foto: detikEdu |
Namun, mengapa prestasi seseorang cenderung lebih baik saat masih SD daripada saat SMP-SMA? Menurut Bukik, pada umumnya orang akan merasa kebingungan untuk apa harus menghafal rumus dan mengerjakan latihan soal saat sudah berada di jenjang pendidikan menengah.
"Ini rumus buat apa sih?" menjadi pertanyaan yang sering muncul. Hal ini membuat anak-anak mencari keasyikan di aktivitas lain dan mencari cara sendiri untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya.
Pada saat SMP, kebutuhan anak adalah membangun identitas, bersosialisasi, berinteraksi dengan komunitas yang lebih luas, dan mendekati lawan jenis.
Namun, pembelajaran yang masih terfokus pada latihan soal dan aspek tekstual tidak sesuai dengan kebutuhan tersebut. Sehingga tidak mengherankan jika anak-anak menjadi mudah bosan, kehilangan semangat, dan cenderung tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
Bukik juga menambahkan bahwa saat masih di SD, ngerjain soal dan melakukan drill adalah hal baru bagi anak-anak. Oleh karena itu, mereka lebih fokus dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Namun, menurut pengalaman dan riset, anak-anak yang terlalu banyak di-drill dengan latihan soal justru cenderung mudah bosan dan patah semangat.
Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak pada setiap jenjang pendidikan.
Posting Komentar