cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Autis: Apa Itu, Bagaimana Gejala dan Penyebabnya, serta Bagaimana Cara Mengatasinya

Autis adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. 

Autis juga disebut sebagai gangguan spektrum autis (autism spectrum disorder atau ASD) karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita. Autis biasanya mulai terlihat sejak usia dini, tetapi bisa juga didiagnosis pada usia dewasa.

Apa Penyebab Autis?

Penyebab autis belum diketahui secara pasti, tetapi diduga ada faktor genetik dan lingkungan yang berperan. 

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami autis adalah:

- Berjenis kelamin laki-laki

- Memiliki keluarga dengan riwayat autis

- Terlahir secara prematur

- Memiliki kelainan genetik atau kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X dan tuberous sclerosis

- Dilahirkan dari kedua orang tua yang berusia lebih dari 40 tahun

- Dilahirkan dari ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan tertentu, terutama obat epilepsi, selama masa kehamilan

Apa Gejala Autis?

Gejala autis dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu:

Gangguan berkomunikasi

Penderita autis mungkin sulit untuk bicara, menulis, membaca, atau memahami bahasa isyarat. 

Mereka juga mungkin sulit untuk memulai atau mempertahankan percakapan, mengerti maksud orang lain, atau menggunakan nada suara yang tepat. 

Mereka juga mungkin mengulang kata-kata atau kalimat yang sama (ekolalia) atau menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan konteks.

2. Gangguan dalam berhubungan sosial

Penderita autis mungkin kurang tertarik atau responsif terhadap orang lain. Mereka juga mungkin sulit untuk mengekspresikan emosi, mengerti perasaan orang lain, atau membangun hubungan. 

Mereka juga mungkin menghindari kontak mata, sentuhan fisik, atau bermain bersama teman sebaya.

3. Gangguan berperilaku

Penderita autis mungkin memiliki pola perilaku, aktivitas, atau ketertarikan yang terbatas, berulang, atau tidak wajar. Mereka juga mungkin sangat sensitif atau tidak sensitif terhadap rangsangan sensorik, seperti suara, cahaya, bau, rasa, atau sentuhan. 

Mereka juga mungkin melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain, seperti menggigit, mencakar, atau membenturkan kepala.

Bagaimana Cara Mendiagnosis Autis?

Tidak ada tes medis khusus untuk mendiagnosis autis. Diagnosis biasanya dilakukan oleh dokter spesialis anak (pediatri), psikiater anak dan remaja (KAR), psikolog klinis anak dan remaja (KKAR), atau dokter spesialis saraf (neurologi) dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap penderita dan keluarganya.

Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami penderita sejak lahir hingga saat ini, riwayat kesehatan penderita dan keluarganya, serta perkembangan fisik dan mental penderita. 

Dokter juga akan mengamati perilaku dan interaksi sosial penderita dengan orang lain.

Dokter mungkin juga akan melakukan beberapa tes tambahan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala yang dialami penderita, seperti tes darah, tes urine, tes genetik, tes pendengaran, tes penglihatan, tes MRI otak (magnetic resonance imaging), atau EEG (electroencephalogram).

Dokter akan mendiagnosis penderita dengan autis jika ia memenuhi kriteria berikut:

  • Memiliki gangguan komunikasi dan interaksi sosial yang signifikan
  • Memiliki pola perilaku, aktivitas, atau ketertarikan yang terbatas dan berulang
  • Memiliki gejala tersebut sejak usia dini (biasanya sebelum usia 3 tahun)
  • Memiliki gejala tersebut yang mengganggu fungsi sehari-hari

Bagaimana Cara Mengatasi Autis dan Jenis Terapinya?

Autis tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara untuk membantu penderita autis agar bisa berkembang dan berfungsi secara optimal sesuai dengan potensi mereka. Beberapa cara tersebut antara lain dengan terapi autis.

Terapi autis adalah upaya untuk membantu penderita autis agar bisa berkembang dan berfungsi secara optimal sesuai dengan potensi mereka. 

Terapi autis dapat melibatkan berbagai macam metode dan pendekatan, tergantung pada kebutuhan dan minat penderita. Beberapa jenis terapi autis yang umum dilakukan adalah:

- Terapi perilaku

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, sosial, akademik, dan kemandirian penderita autis melalui latihan-latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka. 

Contoh terapi perilaku adalah applied behavior analysis (ABA), early start Denver model (ESDM), pivotal response treatment (PRT), TEACCH autism program (Treatment and Education of Autistic and related Communication-handicapped Children), dan picture exchange communication system (PECS).

- Terapi bicara

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan memahami bahasa penderita autis melalui latihan-latihan yang melibatkan suara, kata-kata, simbol, atau bahasa isyarat.

- Terapi fisik

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik penderita autis melalui latihan-latihan yang melatih kekuatan otot, koordinasi, dan keterampilan olahraga.

- Terapi okupasi

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, sensorik, dan adaptif penderita autis melalui latihan-latihan yang melibatkan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian, makan, mandi, dan bermain.

- Terapi musik

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan ekspresi emosional, kreativitas, dan keterampilan sosial penderita autis melalui latihan-latihan yang melibatkan musik, seperti bernyanyi, bermain alat musik, atau mendengarkan musik.

Bagaimana Cara Mendukung Penderita Autis?

Selain melakukan terapi autis, penderita autis juga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, guru, dan masyarakat agar bisa berkembang dan berfungsi secara optimal. Beberapa cara untuk mendukung penderita autis adalah:

- Memberikan kasih sayang dan pengertian yang tulus

- Menghargai keunikan dan bakat penderita autis

- Memberikan struktur dan rutinitas yang jelas

- Memberikan petunjuk visual atau verbal yang sederhana

- Memberikan pujian atau hadiah atas prestasi atau kemajuan penderita autis

- Memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan bantuan atau arahan jika diperlukan

- Memberikan informasi atau edukasi tentang autis kepada orang lain

Kesimpulan 

Autis adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. 

Autis tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi bisa diatasi dengan berbagai jenis terapi autis yang sesuai dengan kebutuhan dan minat penderita. 

Penderita autis juga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, guru, dan masyarakat agar bisa berkembang dan berfungsi secara optimal sesuai dengan potensi mereka.

Referensi

(1) Ragam Terapi untuk Penderita Autis - KlikDokter. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/ragam-terapi-untuk-penderita-autis.

(2) Pengobatan Autisme - Alodokter. https://www.alodokter.com/autisme/pengobatan.

(3) 5 Jenis Terapi Perilaku untuk Anak dengan Autisme - Hello Sehat. https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/gangguan-perkembangan/terapi-perilaku-anak-autis/.

(4) 11 Jenis Terapi Autisme yang Perlu Parents Ketahui - theAsianparent. https://id.theasianparent.com/terapi-autisme.

(5) 10 Jenis Terapi Anak Autis (Aman dan Efektif) - DokterSehat. https://doktersehat.com/ibu-dan-anak/kesehatan-anak/terapi-untuk-anak-autis/.

Post a Comment

Post a Comment

close