cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Bagaimana Desa Unik di Jawa Barat Tak Pernah Makan Nasi dan Menjaga Hutan Sebagai Sumber Oksigen

Cireundeu adalah desa unik di Jawa Barat yang tidak makan nasi dan mengatasi hutan. Simak fakta menarik tentang desa ini di sini.

Nasi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, namun tidak bagi masyarakat Cireundeu, sebuah desa di Cimahi, Jawa Barat. Mereka memiliki tradisi unik makan singkong sebagai pengganti nasi sejak mereka lahir. 

Mereka juga melestarikan tiga jenis hutan yang menyumbang suplai oksigen di kota. Berikut beberapa fakta menarik tentang desa ini yang mungkin belum Anda ketahui.

Sejarah Desa Cireundeu

Desa Cireundeu terletak di Leuwigajah, kecamatan Cimahi Selatan, kota Cimahi, Jawa Barat. Luasnya 64 hektar, namun hanya 4 hektar yang digunakan untuk pemukiman. Sisanya digunakan untuk pertanian, kebanyakan perkebunan singkong.

Desa ini didirikan pada tahun 1938 oleh sekelompok orang Sunda yang merantau dari Garut. Mereka mencari tempat tinggal baru setelah tanah mereka diambil oleh pemerintah kolonial Belanda. Mereka memilih Cireundeu karena memiliki tanah yang subur dan sumber air yang melimpah.

Nama Cireundeu berasal dari bahasa Sunda “cireun” yang berarti singkong dan “deu” yang berarti desa. Jadi, Cireundeu artinya kampung singkong.

Tradisi Makan Singkong

Masyarakat Cireundeu memiliki tradisi makan singkong sebagai pengganti nasi sejak lahir. Mereka percaya bahwa singkong lebih sehat dan lebih mengenyangkan daripada nasi. Mereka juga menganggap beras terlalu mahal dan boros.

Mereka mengolah singkong menjadi berbagai masakan, seperti:

  • Makanan poko: Singkong rebus yang dihaluskan dan dicampur dengan santan dan garam. Itu dimakan sebagai makanan pokok dengan berbagai lauk pauk.
  • Kue peuyeum: Kue singkong fermentasi yang manis dan asam. Itu dimakan sebagai makanan ringan atau makanan penutup.
  • Kue bagea : Kue singkong goreng yang renyah dan gurih. Itu dimakan sebagai makanan ringan atau sarapan.
  • Kue cincin: Kue singkong berbentuk cincin yang dipanggang dan dilapisi gula. Itu dimakan sebagai makanan ringan atau makanan penutup.

Mereka juga membuat produk lain dari singkong, seperti tepung, kanji, keripik, dan alkohol.

Konservasi Tiga Hutan

Masyarakat Cireundeu juga melestarikan tiga jenis hutan yang penting bagi lingkungan dan penghidupan mereka, yaitu:

  1. Leuweung Larangan: Hutan terlarang yang tidak boleh ditebang karena merupakan sumber penyimpanan air. Ini mencakup 20 hektar lahan dan memiliki berbagai spesies tumbuhan dan hewan.
  2. Leuweung Tutupan: Hutan reboisasi yang dapat digunakan untuk kebutuhan masyarakat dengan syarat harus menanam kembali pohon yang ditebang. Ini mencakup 30 hektar lahan dan memiliki berbagai jenis pohon buah-buahan dan tanaman obat.
  3. Leuweung Baladahan: Hutan pertanian yang digunakan untuk menanam singkong dan umbi-umbian lainnya. Ini mencakup 10 hektar lahan dan menyediakan ketahanan pangan bagi masyarakat.

Hutan-hutan ini berkontribusi terhadap suplai oksigen di kota Cimahi dan mencegah erosi tanah dan banjir.

Kebudayaan Desa Cireundeu

Masyarakat Desa Cireundeu memiliki sense of community dan culture yang kuat. Mereka hidup selaras dengan alam dan menghormati nenek moyang mereka. Mereka memiliki beberapa kebiasaan unik, seperti:

  • Semua rumah memiliki pintu samping yang menghadap ke timur, karena diyakini membawa keberuntungan dan kemakmuran.
  • Mereka merayakan berbagai upacara sepanjang tahun, seperti festival panen, upacara khitanan, upacara pernikahan, dan upacara kematian.
  • Mereka memiliki tarian tradisional yang disebut “Jaipongan” yang ditampilkan pada acara-acara khusus. Ini adalah tarian yang hidup dan energik yang melibatkan gerakan kaki, tangan, kepala, dan pinggul.
  • Mereka memiliki alat musik tradisional bernama “Angklung” yang terbuat dari tabung bambu. Ini menghasilkan suara merdu saat diguncang atau diketuk.

Potensi Wisata Desa Cireundeu

Desa Cireundeu memiliki banyak potensi wisata karena menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung yang ingin belajar tentang budaya dan alam Jawa Barat. Beberapa atraksi yang dapat dinikmati adalah:

  • Mengunjungi perkebunan singkong dan belajar bagaimana mengolah singkong menjadi berbagai masakan dan produk.
  • Menjelajahi ketiga hutan tersebut dan mengamati flora dan fauna yang hidup di sana.
  • Mengikuti kegiatan dan acara budaya yang diadakan oleh penduduk desa, seperti menari, bermain musik, dan memasak.
  • Menginap di rumah tradisional yang dilengkapi dengan fasilitas dan fasilitas modern.

Desa Cireundeu adalah tujuan yang sempurna bagi mereka yang ingin melepaskan diri dari hiruk pikuk kota dan merasakan cara hidup yang berbeda. Ini juga merupakan tempat di mana orang dapat belajar tentang pentingnya melestarikan lingkungan dan menghormati budaya. Desa Cireundeu merupakan desa unik yang tidak pernah makan nasi dan menjaga hutan sebagai sumber oksigen.

Post a Comment

Post a Comment

close