cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Idul Adha: Mengapa Umat Islam Indonesia Harus Mengikuti Keputusan Makkah?

Simak alasan mengapa umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha dan tips merayakan hari raya ini dengan baik.

Idul Adha adalah salah satu hari raya besar umat Islam yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah. Hari raya ini merupakan puncak dari ibadah haji yang dilakukan di Makkah, Arab Saudi. Pada hari ini, umat Islam yang mampu diwajibkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Namun, seringkali terjadi perbedaan waktu perayaan Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode dalam menentukan awal bulan Dzulhijjah, yaitu rukyat (melihat hilal) dan hisab (perhitungan astronomi). Selain itu, faktor geografis dan iklim juga mempengaruhi kemunculan hilal di berbagai daerah.

Sikap umat Islam terhadap perbedaan tanggal hari raya

Pada tahun lalu, misalnya, Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada 8 Juli 2022 Masehi, sehingga Idul Adha dirayakan pada 17 Juli 2022. Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada 9 Juli 2022 Masehi, sehingga Idul Adha dirayakan pada 18 Juli 2022.

Lantas, bagaimana sikap umat Islam Indonesia dalam menghadapi perbedaan ini? Apakah boleh mengikuti jadwal Idul Adha Makkah atau harus mengikuti jadwal Idul Adha Indonesia? 

Berikut adalah beberapa alasan yang mengatakan bahwa umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha:

Alasan Pertama: Haji Adalah Arafah dan Hanya Ada di Makkah

Salah satu alasan mengapa umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha adalah karena haji adalah Arafah dan hanya ada di Makkah. Hal ini merupakan pendapat yang dijelaskan oleh Ustaz Felix Siauw, seorang dai dan penulis buku-buku Islami.

Menurut Ustaz Felix Siauw, haji adalah Arafah karena hari Arafah adalah hari yang paling utama dalam ibadah haji. Pada hari ini, jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Hari Arafah juga disebut sebagai hari pengampunan dosa dan penebusan kesalahan.

Ustaz Felix Siauw juga menjelaskan bahwa haji hanya ada di Makkah karena Makkah adalah tempat yang ditunjuk oleh Allah SWT sebagai pusat ibadah haji. Di sini terdapat Ka'bah, Baitullah, yang merupakan arah kiblat bagi seluruh umat Islam di dunia. Di sini juga terdapat Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Jabal Rahmah, Mina, Muzdalifah, dan tempat-tempat lain yang berkaitan dengan sejarah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha karena Idul Adha adalah hari raya yang berkaitan dengan ibadah haji yang hanya ada di Makkah. 

Jika umat Islam Indonesia mengikuti jadwal Idul Adha yang berbeda dengan Makkah, maka mereka akan kehilangan keselarasan dengan jamaah haji yang sedang berada di tanah suci.

Alasan Kedua: Menghindari Perpecahan dan Perbedaan Pendapat

Alasan kedua mengapa umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha adalah untuk menghindari perpecahan dan perbedaan pendapat. 

Oleh karena itu, umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha karena Idul Adha adalah hari raya yang seharusnya menjadi sarana untuk menyatukan dan mempersatukan umat Islam, bukan sebaliknya. 

Jika umat Islam Indonesia mengikuti jadwal Idul Adha yang berbeda dengan Makkah, maka mereka akan menimbulkan perpecahan dan perbedaan pendapat yang tidak perlu.

Namun demikian, menurut Ustadz Abdul Somad, perbedaan jadwal Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi adalah sesuatu yang biasa terjadi karena setiap daerah memiliki kriteria dan kondisi yang berbeda dalam menetapkan awal bulan Dzulhijjah. Namun, hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk berselisih dan berbeda-beda dalam merayakan hari raya.

Ustadz Abdul Somad menyarankan agar umat Islam Indonesia mengikuti keputusan pemerintah saja karena keputusan pemerintah menghilangkan perbedaan pendapat. 

Hal ini diakui oleh seluruh fuqaha dari empat mazhab. Selain itu, mengikuti keputusan pemerintah juga merupakan bentuk ketaatan kepada ulil amri (pemimpin) yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an.

Alasan Ketiga: Menjaga Kesucian dan Keutamaan Idul Adha

Alasan ketiga mengapa umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha adalah untuk menjaga kesucian dan keutamaan Idul Adha. Hal ini diungkapkan oleh Ustadz Zulkifli M Ali, seorang pengajar dan penulis buku-buku Islami.

Menurut Ustadz Zulkifli M Ali, Idul Adha adalah hari raya yang memiliki banyak keutamaan dan hikmah bagi umat Islam. Di antaranya adalah:

- Mengingat kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS yang bersedia menyembelih putranya demi ketaatan kepada Allah SWT.

- Menyadarkan umat Islam bahwa harta benda dan jiwa raga mereka adalah milik Allah SWT yang harus dikorbankan di jalan-Nya.

- Menyambung tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah dengan saling berbagi daging kurban kepada keluarga, tetangga, fakir miskin, dan orang-orang yang membutuhkan.

- Mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT karena beribadah pada hari-hari yang mulia.

Oleh karena itu, umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha karena Idul Adha adalah hari raya yang harus dirayakan dengan penuh kesucian dan keutamaan. Jika umat Islam Indonesia mengikuti jadwal Idul Adha yang berbeda dengan Makkah, maka mereka akan mengurangi nilai dan makna dari hari raya ini.

Kesimpulan

Idul Adha adalah salah satu hari raya besar umat Islam yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah. Hari raya ini merupakan puncak dari ibadah haji yang dilakukan di Makkah, Arab Saudi. Pada hari ini, umat Islam yang mampu diwajibkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Seringkali terjadi perbedaan waktu perayaan Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode dalam menentukan awal bulan Dzulhijjah, yaitu rukyat (melihat hilal) dan hisab (perhitungan astronomi). Selain itu, faktor geografis dan iklim juga mempengaruhi kemunculan hilal di berbagai daerah.

Menurut sebagian ulama, umat Islam Indonesia harus mengikuti keputusan Makkah dalam menentukan Idul Adha karena ada beberapa alasan yang mendukungnya, yaitu:

- Haji adalah Arafah dan hanya ada di Makkah.

- Menghindari perpecahan dan perbedaan pendapat.

- Menjaga kesucian dan keutamaan Idul Adha.

Post a Comment

Post a Comment

close