7 Kisah Tersukses dari Anak Autisme yang Menginspirasi Dunia

Daftar Isi

Autisme adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Autisme biasanya mulai terlihat sejak usia dini, tetapi bisa juga didiagnosis pada usia dewasa. 

Meski memiliki keterbatasan, banyak anak autisme yang berhasil mengatasi tantangan mereka dan menunjukkan bakat dan prestasi yang luar biasa. 

Berikut adalah 7 kisah tersukses dari anak autisme yang menginspirasi dunia, seperti dirangkum dari berbagai sumber:

1. Daniel Tammet

Daniel Tammet adalah seorang penulis, penerjemah, dan matematikawan yang berasal dari Inggris. Ia memiliki ingatan fotografis yang luar biasa, sehingga ia bisa mengingat dan melukis tempat-tempat yang pernah ia kunjungi dengan sangat detail. 

Ia juga bisa berbicara dalam 11 bahasa, termasuk bahasa buatannya sendiri yang disebut Mänti.

Daniel Tammet didiagnosis mengidap sindrom Asperger, sebuah bentuk ringan dari autisme, pada usia 25 tahun. 

Ia mengatakan bahwa ia melihat angka sebagai bentuk, warna, dan tekstur yang berbeda-beda. Hal ini membantunya untuk melakukan perhitungan matematika yang rumit dengan cepat dan akurat.

Salah satu prestasi Daniel Tammet adalah memecahkan rekor Eropa untuk menghafal dan menyebutkan 22.514 digit dari angka pi selama lebih dari lima jam tanpa kesalahan. 

Ia juga menulis beberapa buku tentang pengalamannya sebagai orang dengan autisme dan kemampuan kognitifnya yang luar biasa, seperti Born on a Blue Day (2006), Embracing the Wide Sky (2009), dan Thinking in Numbers (2012).

 2. Temple Grandin

Temple Grandin adalah seorang profesor ilmu hewan di Colorado State University dan seorang aktivis hak-hak hewan. Ia juga dikenal sebagai salah satu penemu sistem pemeliharaan ternak yang ramah hewan dan mengurangi stres pada hewan.

Temple Grandin didiagnosis mengidap autisme pada usia empat tahun. Ia mengalami kesulitan dalam berbicara dan bersosialisasi dengan orang lain. 

Ia juga sangat sensitif terhadap suara-suara keras dan sentuhan fisik. Namun, ia memiliki kecerdasan visual yang tinggi dan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan.

Temple Grandin berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga mendapatkan gelar doktor di bidang ilmu hewan dari University of Illinois pada tahun 1989. 

Ia juga menulis beberapa buku tentang autisme dan ilmu hewan, seperti Thinking in Pictures (1995), Animals in Translation (2005), dan The Autistic Brain (2013). Ia juga menjadi subjek dari film biografi Temple Grandin (2010) yang dibintangi oleh Claire Danes.

3. Satoshi Tajiri

Satoshi Tajiri adalah seorang perancang permainan video dan pendiri perusahaan permainan video Game Freak. 

Ia adalah pencipta dari seri permainan video Pokémon, salah satu seri permainan video terlaris sepanjang masa.

Satoshi Tajiri diduga mengidap sindrom Asperger, meskipun ia tidak pernah secara resmi didiagnosis atau mengakuinya. 

Ia memiliki minat yang kuat terhadap serangga sejak kecil, sehingga ia sering disebut sebagai "Dr. Bug" oleh teman-temannya. Ia juga gemar membaca komik manga dan bermain video game.

Satoshi Tajiri memulai karirnya sebagai penulis majalah video game bernama Game Freak pada tahun 1981. Pada tahun 1989, ia mendirikan perusahaan permainan video dengan nama yang sama bersama temannya, Ken Sugimori.

Pada tahun 1996, ia merilis permainan video Pokémon Red and Green untuk konsol Game Boy di Jepang, yang kemudian menjadi fenomena global.

4. Daryl Hannah

Daryl Hannah adalah seorang aktris Hollywood yang terkenal karena perannya dalam film-film seperti Splash (1984), Blade Runner (1982), Kill Bill (2003-2004), dan Sense8 (2015-2018). Ia juga seorang aktivis lingkungan hidup dan hak-hak hewan.

Daryl Hannah didiagnosis mengidap autisme pada usia tiga tahun. Ia mengalami kesulitan dalam berbicara di depan umum dan menghadapi kamera. Ia juga sering merasa cemas dan depresi karena tekanan dari industri film.

Daryl Hannah berhasil mengejar mimpinya menjadi aktris dengan bantuan ibunya yang mendukungnya sepenuhnya. Ia juga belajar untuk mengatasi rasa takutnya dengan melakukan meditasi dan yoga. Ia juga menggunakan ketenarannya untuk menyuarakan isu-isu lingkungan hidup dan hak-hak hewan.

5. Susan Boyle

Susan Boyle adalah seorang penyanyi asal Skotlandia yang menjadi sensasi dunia setelah tampil dalam acara Britain's Got Talent pada tahun 2009. Ia menyanyikan lagu "I Dreamed a Dream" dari musikal Les Misérables dengan suara merdunya yang membuat juri dan penonton terpukau.

Susan Boyle didiagnosis mengidap sindrom Asperger pada usia 51 tahun. Sebelumnya, ia dikira mengalami kerusakan otak saat lahir karena kekurangan oksigen. Ia mengalami intimidasi dan ejekan dari teman-temannya di sekolah karena dianggap bodoh.

Susan Boyle tidak pernah menyerah pada mimpinya untuk menjadi penyanyi profesional meskipun ia hidup dalam kemiskinan dan kesendirian. 

Setelah tampil di Britain's Got Talent, ia merilis album pertamanya yang menjadi album debut terlaris sepanjang masa di Inggris. Ia juga mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan atas bakatnya.

6. Albert Einstein

Albert Einstein adalah seorang fisikawan teoretis Jerman-Amerika yang dikenal sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Ia adalah pencipta teori relativitas umum, salah satu pilar utama fisika modern.

Albert Einstein diduga mengidap sindrom Asperger, meskipun tidak ada bukti medis atau dokumen resmi yang membuktikannya. Ia memiliki minat yang besar terhadap matematika dan fisika sejak kecil, tetapi ia tidak pandai dalam bidang lain seperti bahasa atau olahraga.

Albert Einstein berhasil mencapai prestasi luar biasa dalam bidang fisika dengan memecahkan banyak masalah yang belum terpecahkan sebelumnya. 

Ia juga mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1921 atas sumbangannya pada fisika teoretis. Ia juga dikenal sebagai tokoh perdamaian dunia karena menentang penggunaan senjata nuklir.

7. Greta Thunberg

Greta Thunberg adalah seorang aktivis lingkungan hidup asal Swedia yang menjadi inspirasi bagi gerakan global untuk melawan perubahan iklim. 

Ia dikenal karena melakukan mogok sekolah setiap Jumat di depan gedung parlemen Swedia untuk menuntut tindakan nyata dari pemerintah.

Greta Thunberg didiagnosis mengidap sindrom Asperger pada usia 11 tahun. Ia juga menderita depresi, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan mutisme selektif (ketidakmampuan untuk berbicara di situasi tertentu). Ia mengatakan bahwa autismenya adalah kekuatan bukan kelemahan bagi dirinya.

Greta Thunberg berhasil memicu gerakan global untuk melawan perubahan iklim dengan pidato-pidatonya yang tajam dan berani di berbagai forum internasional, seperti Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) dan Forum Ekonomi Dunia (WEF). 

Ia juga mendapatkan banyak penghargaan dan nominasi atas aktivismennya. Ia juga menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia menurut majalah Time dan Forbes.

Itulah 7 kisah tersukses dari anak autisme yang menginspirasi dunia. Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa autisme bukanlah halangan untuk meraih mimpi dan berkontribusi bagi kemanusiaan. 

Dengan dukungan, penghargaan, dan pengembangan potensi yang tepat, anak autisme bisa menjadi orang-orang hebat yang membawa perubahan positif bagi dunia.

Posting Komentar